Buang mereka limbah dalam alam Hal ini membawa banyak konsekuensi yang tidak selalu dapat kita ukur sepenuhnya. Durasi beberapa sampah di lingkungan sangat lama dibandingkan dengan waktu yang kami yakini diperlukan untuk terurai. Suatu benda yang dibuang ke alam dapat terus mencemari bahkan lama setelah kita tidak hidup lagi. Di bawah ini, kita akan menjelajahi daftar benda-benda umum, daya tahannya, dan waktu yang diperlukan untuk terurai tanpa campur tangan manusia.
Dampak sampah terhadap alam
Los limbah telah menjadi masalah global, dan semakin jelas bahwa sampah yang kita hasilkan melebihi kemampuan kita untuk mengelolanya secara berkelanjutan. Masalahnya bukan hanya jumlah sampah yang kita buang, tapi dampaknya terhadap lingkungan. Setiap tahun, daur ulang sampah di Eropa menghabiskan biaya lebih dari 10.000 miliar euro. Di bawah ini, kami tunjukkan beberapa bahan utama yang kami temukan di alam dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk terurai.
- Tisu toilet: antara 2 minggu dan 1 bulan.
- Kertas tisu: 3 bulan.
- Berkala: antara 3 dan 12 bulan.
- Puntung rokok: antara 1 dan 2 tahun.
- Tiket bus atau metro: 1 tahun.
- Permen karet: 5 tahun.
- Baja bisa: 100 tahun.
- Kaleng aluminium: antara 10 hingga 100 tahun.
- Roda karet: 100 tahun.
- Baterai merkuri: 200 tahun.
- Kompres atau tampon: antara 400 dan 450 tahun.
- Kantong plastik: 450 tahun.
Dampak sampah terhadap lingkungan
Sampah mempunyai banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Kelompok Keilmuan Ekonomi Ekologis, sampah mempengaruhi air, tanah, udara dan keanekaragaman hayati. Dampak yang paling umum disebutkan di bawah ini:
- Polusi sumber daya alam.
- Kerusakan fauna dan flora.
- Emisi gas rumah kaca.
- Peningkatan penyakit di ekosistem.
Salah satu masalah terbesar adalah kontaminasi air. Sampah yang kita buang ke alam, khususnya plastik, akhirnya sampai ke sungai, danau, dan akhirnya lautan. Hal ini mempunyai konsekuensi serius bagi ekosistem perairan, karena banyak hewan laut yang menelan plastik ini, sehingga menyebabkan kematian atau masalah kesehatan yang serius.
Secara global, angka tersebut mengkhawatirkan. Menurut sebuah penelitian oleh Bank Dunia, dihasilkan setiap tahun sekitar 2010 juta ton limbah padat, dan setidaknya 33% di antaranya tidak dikelola dengan baik, sehingga mencemari tanah atau badan air.
Klasifikasi sampah berbeda-beda
Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, baik berdasarkan asal usulnya, komposisinya, atau risikonya terhadap lingkungan. Menurut Hukum Promosi Daur Ulang, kita dapat mengklasifikasikannya sebagai berikut:
- Limbah domestik: Ini adalah limbah yang dihasilkan di rumah-rumah.
- Limbah industri: Bahan-bahan tersebut berasal dari kegiatan industri dan dapat menimbulkan polusi yang sangat besar.
- Limbah rumah sakit: Limbah-limbah ini juga patut mendapat perhatian khusus karena risiko biologis yang mungkin ditimbulkannya.
- Residu berbahaya: Ini termasuk bahan-bahan yang memiliki karakteristik korosif, reaktifitas, toksisitas atau mudah terbakar.
Bagaimana mengukur dampak sampah
Saat mengukur dampak limbah terhadap lingkungan, Penilaian Dampak Lingkungan (AMDAL). Metode ini memungkinkan mengidentifikasi dan mengevaluasi dampak suatu proyek atau aktivitas manusia terhadap lingkungan, dan didasarkan pada penggunaan indikator pembangunan berkelanjutan. Metode yang paling umum digunakan dalam AMDAL mencakup analisis pakar dan penggunaan model matematika dan fisik untuk memperkirakan potensi dampak.
Solusi untuk meminimalkan dampak limbah
Untuk mengurangi impacto limbah lingkungan, penting untuk menerapkan perubahan dalam cara hidup kita, dengan mengikuti strategi seperti 3 R: pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang. Selain itu, kebijakan penggunaan kembali dan daur ulang di tingkat pemerintah dapat secara signifikan meminimalkan volume sampah yang mencemari lingkungan kita.
Penggunaan wadah daur ulang Pemisahan sampah berdasarkan bahannya dapat memberikan dampak positif dalam memerangi polusi, serta mendorong pengurangan konsumsi produk sekali pakai.
Di sisi lain, penerapan teknologi seperti produksi biogas dari sampah organik adalah salah satu solusi paling berkelanjutan. Melalui proses ini, sampah diubah menjadi bahan bakar ekologis yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan energi.
Dampak terhadap ekosistem
Akumulasi sampah mempunyai dampak buruk terhadap ekosistem. Hewan dapat terkena dampak dalam berbagai cara, mulai dari menelan plastik hingga terjerat di dalamnya, sehingga menyebabkan cedera serius. Menurut PBB, setidaknya 50% penyu yang ditemukan mati memiliki plastik di perutnya.
Selain itu, banyak sampah seperti puntung rokok yang mengandung bahan kimia yang dapat mencemari tanah dan air sehingga menyulitkan tanaman untuk tumbuh dan mempengaruhi keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.
Proyek pengumpulan sampah
Ada beberapa inisiatif untuk mengurangi dampak sampah terhadap alam. Proyek seperti Membebaskan, alam tanpa sampah Mereka bertujuan untuk membersihkan kawasan alam dan mengumpulkan informasi tentang sampah yang ditemukan di ruang tersebut. Inisiatif seperti ini sangat penting untuk mengurangi jumlah plastik dan sampah lain yang masuk ke ekosistem.
Dampak sampah terhadap alam merupakan masalah yang harus segera kita atasi. Kuncinya adalah mengurangi produksi sampah, mendorong daur ulang dan penggunaan kembali, serta meningkatkan sistem pengelolaan sampah kita. Selain itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai keseriusan masalah ini sehingga kita semua dapat menyumbangkan pasir kita.