Hal ini tidak boleh diabaikan bahwa Bumi, selama ribuan tahun, telah mengalami transformasi tanpa campur tangan langsung umat manusia. Namun, itu penebangan hutan secara sembarangan Hal ini telah mengganggu stabilitas ekosistem global, berkontribusi terhadap kemajuan wilayah gurun dan perubahan iklim yang berkelanjutan. Itu penggundulan hutan Hal ini menyebabkan bertambahnya wilayah kering dengan konsekuensi: suhu ekstrim, hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan siklus hidrologi.
Peran pohon dalam pengaturan iklim
Pohon tidak hanya menyerap karbon dioksida (CO2), tetapi juga memainkan peran mendasar dalam menciptakan awan dengan melepaskan partikel-partikel kecil dalam proses fotosintesis. Partikel-partikel ini bertindak sebagai benih awan, yang memantulkan sinar matahari dan berkontribusi mendinginkan iklim. Awan yang terbentuk dari proses ini memantulkan lebih banyak sinar matahari dan membantu menjaga keseimbangan termal planet. Penemuan terbaru setelah eksperimen CLOUD di laboratorium CERN menegaskan bahwa atmosfer pra-industri mengandung lebih banyak partikel dan membentuk awan yang lebih terang.
Eksperimen tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar awan air membutuhkan partikel-partikel kecil ini, dan semakin banyak partikel tersebut, semakin terang awan tersebut. Ini menyoroti pentingnya menjaga ekosistem alami tetap utuh sehingga mereka melanjutkan pengaturan suhu bumi.
Gas yang mudah menguap dan pemurnian udara
Pohon melepaskan gas yang mudah menguap disebut terpen, yang merupakan kunci pembentukan aerosol di atmosfer. Fenomena ini paling jelas terlihat pada kabut biru yang terlihat di kawasan hutan yang luas. Terpen berkontribusi terhadap kejernihan dan kebersihan udara, menunjukkan bahwa terpen hutan tidak hanya penting bagi keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk pemurnian atmosfer. Gas yang dilepaskannya membantu menciptakan partikel yang diperlukan untuk pembentukan awan, yang mengatur suhu global.
Dampak perubahan antropogenik
Meskipun setengah dari partikel di atmosfer berasal dari Sumber alami, seperti debu, gunung berapi atau kebakaran, sebagian besar berasal dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil. Hal ini menghasilkan sulfur dioksida dan jelaga, yang tidak hanya mencemari udara, tetapi juga berdampak langsung pada atmosfer sehingga menyebabkan fenomena seperti hujan asam.
Deforestasi untuk pertanian dan konstruksi telah mengurangi kapasitas hutan untuk melepaskan partikel-partikel ini. Melalui penebangan hutan dan perubahan bentang alam, kita telah kehilangan sumber penting pemurnian atmosfer dan pengaturan iklim. Selain itu, penebangan yang tidak terkendali telah memperburuk kecenderungan penggurunan, yang merupakan salah satu masalah lingkungan utama di zaman kita.
Eksperimen dan Penemuan Terkini: Contoh CLOUD
Berkat penelitian seperti itu Eksperimen CERN CLOUD, kita lebih memahami bagaimana awan terbentuk sebelum revolusi industri. Eksperimen ini memperluas pemahaman kita tentang bagaimana partikel alami mengendalikan pembentukan awan terang. Penemuan bahwa gas yang dikeluarkan oleh pepohonan dapat menyeimbangkan suhu global dengan membentuk awan yang lebih padat dan bertahan lebih lama membuat kita mempertimbangkan kembali pentingnya hutan di masa depan.
Temuan ini memperkuat perlunya membatasi polusi dari sumber industri dan transportasi, dan pada saat yang sama, melindungi dan memulihkan ekosistem alami yang mengatur iklim. Pembukaan hutan secara massal dan konversi hutan menjadi lahan pertanian tidak hanya menghancurkan habitat, namun juga berkontribusi terhadap pemanasan global dengan melepaskan karbon yang tersimpan di pepohonan dan tanah.
Pentingnya menjaga hutan untuk masa depan
Tutupan hutan global menurun secara mengkhawatirkan. Pada tahun 2020, hutan seluas lapangan sepak bola hilang setiap enam detik. Hutan tidak hanya menyediakan oksigen dan menyerap CO2, namun juga menyimpan air tanah yang penting bagi siklus air, sehingga melindungi masyarakat dari banjir dan kekeringan.
Selain itu, pepohonan mengurangi dampak bencana iklim seperti angin topan dan banjir. Penelitian ekstensif yang dilakukan oleh Bank Dunia menyoroti bagaimana beberapa negara, seperti Ethiopia dan Vietnam, telah menerapkan program reboisasi untuk mendorong mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan masyarakat lokal.
Di daerah pedesaan, petani kecil Mereka bergantung pada pepohonan di lahan pertanian mereka untuk memperbaiki kualitas tanah dan melindungi produksi pertanian mereka. Oleh karena itu, agroforestri tidak hanya membantu menangkap karbon, namun juga meningkatkan ketahanan pangan, terutama di wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim.
Pentingnya pepohonan bagi pengaturan iklim dan kesehatan bumi tidak dapat disangkal. Melestarikan hutan dan memulihkan kawasan yang gundul merupakan tugas mendasar yang tidak hanya menjamin stabilitas iklim global, namun juga ketahanan pangan dan kesejahteraan generasi mendatang.