Dampak lingkungan dan penghematan CO2 di ladang angin

  • Energi angin dapat mengurangi emisi CO2 global hingga 99% dibandingkan bahan bakar fosil.
  • Daur ulang bilah pisau adalah kunci untuk meningkatkan keberlanjutan ladang angin.
  • Integrasi penangkapan CO2 di ladang angin lepas pantai menawarkan potensi strategis yang sangat besar.

Ladang angin Siemens

itu sumber energi alternatif Mereka memainkan peran penting dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Ketika dunia bergerak menuju perekonomian rendah karbon, tenaga angin Teknologi ini menjadi terkenal karena kemampuannya mengurangi emisi CO2 dan menawarkan alternatif pengganti bahan bakar fosil.

Evaluasi turbin angin Siemens

Siemens telah menerbitkan penelitian yang merinci keseimbangan emisi CO2 dari turbin anginnya, menyoroti bagaimana pembangkitan energi angin dapat mencapai dampak lingkungan yang jauh lebih rendah. Dalam kasus khusus model turbin angin berbasis darat SWT-3.2-113, waktu pengembalian energi turbin diperkirakan 4,5 bulan.

Menurut data ini, di ladang angin dengan kecepatan angin rata-rata 8,5 m/s, turbin akan beroperasi cukup lama dalam waktu kurang dari setengah tahun untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk mengimbangi semua konsumsi energi yang terkait dengan siklus hidupnya. termasuk pemasangan, pemeliharaan dan pembongkaran. Kinerja lingkungan ini telah dimasukkan dalam 'deklarasi produk ramah lingkungan' (EPD), memberikan gambaran lengkap mengenai dampaknya. Evaluasi ini penting untuk mengetahui jejak karbon nyata dari pembangkit listrik tenaga angin dan kemampuannya untuk mengurangi emisi secara global.

Penghematan CO2 di ladang angin

Pengurangan emisi dalam proyek pembangkit listrik tenaga angin besar

Dalam proyek yang lebih besar, dengan 80 turbin Siemens D6, jumlah energi yang dihasilkan bisa mencapai 53 juta megawatt-jam, sehingga menghemat 45 juta ton CO2. Dengan kata lain, jumlah tersebut setara dengan penyerapan hutan seluas 1.286 km² dalam waktu 25 tahun.

Penghematan ini juga menjadi relevan jika dibandingkan dengan angka global untuk jenis pembangkit energi lainnya. Sedangkan emisi dari energi angin hanya masuk 7g/kWh, rata-rata emisi global pembangkitan energi dari bahan bakar fosil 865g/kWh, yang berarti pengurangan hampir 99% ketika beralih ke energi angin.

Amortisasi energi dan jejak karbon

Energi angin darat telah terbukti menjadi salah satu solusi paling efisien dalam transisi menuju model berkelanjutan. Menurut penelitian baru-baru ini, pembangkit listrik tenaga angin dapat mengimbangi emisi gas rumah kaca dengan tepat 1,5-1,7 tahun. Selain itu, perusahaan ini dapat melakukan amortisasi konsumsi energi yang diperlukan untuk pembuatan, instalasi, dan pembongkaran hanya dalam waktu 0,4-0,5 tahun, yang menegaskan kembali posisi pentingnya dalam perjuangan menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Misalnya, dalam kasus pembangkit listrik tenaga angin Harapaki, yang terdiri dari 41 turbin, perkiraan jejak karbonnya adalah sebesar ini 10,8 gCO2eq/kWh. Nilai ini bisa semakin berkurang di masa depan dengan kemajuan teknologi yang memudahkan daur ulang sekop turbin angin, sehingga emisinya dapat dikurangi 9,7 gCO2eq/kWh. Bilah-bilah ini, yang saat ini dibuang di tempat pembuangan sampah, dapat didaur ulang secara mekanis atau kimiawi, sehingga meningkatkan dampak lingkungan dari pembangkit listrik tenaga angin secara keseluruhan.

Selain daur ulang, penting untuk terus meningkatkan proses manufaktur. Secara khusus, ladang angin lepas pantai Negara-negara tersebut menghadapi tantangan tambahan dalam hal transportasi dan logistik instalasi, yang dapat menyumbang hingga 10% dari total emisi.

jejak karbon dan energi terbarukan

Tantangan daur ulang di turbin angin

Daur ulang komponen, terutama bilah pisau, terus menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sektor pembangkit listrik tenaga angin. Meskipun energi angin darat menunjukkan jejak karbon yang sangat rendah dibandingkan sumber energi fosil, kurangnya solusi ekonomis untuk mendaur ulang komponen tertentu, terutama bilah pisau, terus menimbulkan pertanyaan mengenai keberlanjutan sumber energi ini secara keseluruhan.

Saat ini, bilah turbin angin sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah karena kurangnya kelayakan komersial dari teknik daur ulang yang ada. Namun, daur ulang bahan-bahan tersebut sudah dipelajari dengan teknik mekanis dan kimia yang dapat mengurangi emisi secara drastis.

Teknologi angin lepas pantai dan dampaknya terhadap lingkungan

Turbin angin lepas pantai, yang dikenal lebih mampu memanfaatkan arus angin lepas pantai yang kuat, kini muncul sebagai solusi utama untuk meningkatkan kapasitas produksi angin. Sebuah studi mengenai proyek lepas pantai dengan 80 turbin angin Siemens memperkirakan bahwa taman tersebut akan menghasilkan 53 juta megawatt-jam selama masa pakainya, sehingga menghemat 45 juta ton CO2.

Selain itu, sinergi baru dipelajari antara energi angin lepas pantai dan penangkapan karbon. David Goldberg, dari Universitas Columbia, telah mengusulkan sebuah model yang mengintegrasikan penangkapan langsung CO2 dari udara, dengan memanfaatkan kelebihan produksi energi di taman nasional. Teknologi ini tidak hanya memungkinkan pembangkitan listrik ramah lingkungan, namun juga penyerapan karbon di dasar laut, sehingga membuka pintu bagi penggunaan energi angin sebagai alat aktif untuk memerangi pemanasan global.

Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menghadirkan tantangan teknis tambahan karena lokasinya yang terpencil, namun sebagai imbalannya, pembangkit listrik tenaga angin tersebut menawarkan potensi pembangkitan energi yang jauh lebih besar. Teknologi seperti ini diharapkan menjadi kunci untuk mencapai tujuan pengurangan CO2 global yang ambisius.

energi surya dan angin

Seiring dengan berkembangnya industri pembangkit listrik tenaga angin, penelitian tentang energi angin lepas pantai dan kombinasinya dengan upaya penangkapan karbon membuka kemungkinan baru untuk mengurangi emisi secara lebih efisien. Hal ini tidak hanya berkontribusi pada penghematan jutaan ton CO2, namun juga pada pengurangan gas rumah kaca di atmosfer secara lebih aktif.

Jalan menuju energi yang lebih bersih penuh dengan tantangan, namun energi angin telah mampu beradaptasi dan berkembang seiring berjalannya waktu. Mulai dari perbaikan bahan yang digunakan dalam pembuatan turbin, hingga kemajuan dalam daur ulang dan integrasi dengan teknologi baru seperti penangkapan CO2, industri pembangkit listrik tenaga angin memposisikan dirinya sebagai pilar penting dalam pengurangan emisi jangka panjang.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.