Sektor energi terbarukan di Spanyol telah mengambil langkah besar menuju transisi energi dengan diluncurkannya a lelang hingga 3.000 megawatt (MW) ditujukan pada teknologi terbarukan. Mekanisme lelang ini penting untuk mencapai tujuan nasional dan Eropa dalam mengurangi emisi dan mempromosikan energi bersih. Dengan kerangka peraturan yang diperbarui dan ketentuan baru, Spanyol memperkuat komitmennya terhadap 60 GW energi terbarukan pada tahun 2030.
Kerangka peraturan dan tujuan jangka panjang
El dewan menteri menyetujui Keputusan Kerajaan yang menetapkan kerangka kerja untuk lelang ini. Keputusan ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang yang mencakup Rencana Energi dan Iklim Terpadu Nasional (PNIEC) 2021-2030. Dalam hal ini, lelang berupaya untuk memastikan komitmen Spanyol terhadap Tujuan PNIEC yang menempatkan partisipasi energi terbarukan sebesar 42% dari konsumsi pada tahun 2030.
Di antara langkah-langkah yang termasuk dalam Keputusan Kerajaan ini, terdapat penetapan rezim remunerasi khusus untuk fasilitas yang baru dikembangkan, yang mendorong investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek ini. Sistem lelang akan menjadi sangat penting dalam dekade mendatang, dengan lelang tahunan diharapkan dapat membawa negara ini menuju kemandirian energi yang lebih besar dan peningkatan kapasitas terpasang energi terbarukan.
Partisipasi dan ketentuan lelang
Untuk berpartisipasi dalam pelelangan, fasilitas tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu: harus berlokasi di semenanjung, benar-benar baru dan terdaftar di bawah Rezim Ekonomi Energi Terbarukan (REER). Hal ini mencegah proyek yang sama memperoleh lebih dari satu penghargaan dan memastikan bahwa kapasitas yang dilelang adalah tambahan.
Pemerintah telah menegaskan bahwa prosesnya akan bersifat kompetitif, dengan pemberian fasilitas berdasarkan kriteria seperti penawaran yang paling ekonomis. Selain itu, aspek lain seperti kelestarian dan ketahanan lingkungan mulai dipertimbangkan dalam beberapa proses terkini, sebagaimana ditetapkan oleh Keputusan Kerajaan 960/2020.
Hasil yang diharapkan adalah teknologi yang menawarkan profitabilitas dan efisiensi ekonomi lebih besar adalah teknologi yang memperoleh izin pengembangan. Dengan cara ini, hal ini selaras dengan tujuan PNIEC dan Komisi Eropa untuk mendorong sistem energi yang ramah lingkungan dan kompetitif.
Konteks Eropa dan defisit energi terbarukan
Spanyol mengalami defisit yang cukup besar dalam pengembangan energi terbarukan dibandingkan negara-negara Eropa lainnya dalam satu dekade terakhir. Hal ini merupakan hambatan besar dalam mencapai tujuan iklim yang ditetapkan oleh Uni Eropa, baik untuk tahun 2020 dan 2030.
Sebagai konteksnya, pada tahun 2015, energi terbarukan hanya mencakup 17,3% dari konsumsi energi final, jauh di bawah 20% yang dibutuhkan untuk memenuhi target Eropa pada tahun 2020. Kurangnya insentif dan kerangka peraturan yang tidak efektif pada tahun-tahun tertentu turut mempersulit pencapaian tujuan ini.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, Decreto nyata 960/2020 dan lelang berikutnya telah menjadi titik balik bagi sektor ini, mencari peningkatan yang signifikan melalui penerapan kapasitas baru terbarukan yang memungkinkan kepatuhan terhadap komitmen Pemerintah. Perjanjian Paris dan persyaratan UE.
Lelang dan optimalisasi sumber daya
Dengan dilaksanakannya lelang tersebut, Spanyol tidak hanya berupaya meningkatkan pembangkitan energi terbarukan, tetapi juga menguranginya ketergantungan energi asing, yang menurut beberapa penelitian, 20 poin di atas rata-rata Eropa.
Lelang memungkinkan harga yang lebih kompetitif bagi konsumen akhir, karena lelang memastikan bahwa perusahaan pemenang menawarkan energi terbarukan mereka dengan harga terkendali yang ditetapkan dalam lelang, sehingga melindungi konsumen dari fluktuasi pasar energi dalam jangka panjang.
Demikian pula, desain baru sistem lelang mencakup insentif untuk teknologi seperti penyimpanan energi dan meningkatkan integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik. Aspek-aspek ini penting untuk menjamin stabilitas pasokan listrik dan mengurangi intermiten yang melekat pada teknologi seperti fotovoltaik surya atau tenaga angin.
Tantangan dan masa depan sektor pembangkit listrik tenaga angin
La memasang tenaga angin di Spanyol telah mengalami penundaan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga pemenuhan tujuan yang telah ditetapkan menjadi dipertanyakan. Pada tahun 2020, kapasitas sekitar 29.000 MW telah tercapai, meskipun tujuan PNIEC pada tahun 2030 menetapkan target sebesar 50.000 MW.
Salah satu tantangan terbesar adalah ketidakpastian hukum dan birokrasi yang berlebihan dalam prosedur administrasi, sesuatu yang membuat banyak investor dan perusahaan di sektor ini patah semangat. Ketika mekanisme peraturan baru diberlakukan dan kondisi pembangunan menjadi lebih fleksibel, sektor pembangkit listrik tenaga angin diperkirakan akan mengalami peningkatan yang besar.
Terlepas dari kemunduran ini, Kementerian Transisi Ekologi memperkirakan akan terjadi pertumbuhan yang kuat dalam pembangkit listrik tenaga angin di tahun-tahun mendatang, dan diharapkan bahwa lelang berturut-turut akan mendorong pemasangan instalasi energi terbarukan pada waktu dan cara yang tepat.
Investasi global dalam energi terbarukan
Secara global, investasi energi terbarukan terus meningkat, baik di negara maju maupun berkembang. Spanyol selalu menjadi pionir dalam bidang ini, termasuk di antara yang terdepan tujuh pemimpin dunia dalam kapasitas pembangkitan energi terbarukan sampai beberapa tahun yang lalu.
Namun, memburuknya kerangka remunerasi antara tahun 2012 dan 2015 menyebabkan kapasitas terpasang mengalami stagnasi. Banyak perusahaan memutuskan untuk menghentikan investasinya, mengingat Spanyol tidak lagi menawarkan lingkungan yang aman untuk energi terbarukan. Peraturan lelang yang ada saat ini berupaya untuk membalikkan situasi ini dan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor seperti tenaga surya atau biomassa.
Apa yang terjadi jika emisi CO2 meningkat?
Stagnasi investasi dan lambatnya transisi menuju energi terbarukan membuat Spanyol masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Antara tahun 2014 dan 2015, negara ini mengalami a peningkatan penggunaan batu bara sebesar 22%., yang pada gilirannya meningkatkan emisi CO2 dan biaya hak karbon.
Peningkatan emisi mempunyai dampak serius tidak hanya terhadap lingkungan hidup, namun juga ekonomi. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa Spanyol menghabiskan lebih dari 100 juta euro dalam hak CO2 dalam satu tahun, uang yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan memperluas energi terbarukan.
Dalam konteks ini, kemajuan dalam pelaksanaan lelang dan pembangunan pembangkit energi baru yang ramah lingkungan menjadi sangat penting untuk menghindari peningkatan emisi gas pencemar di masa depan dan, pada saat yang sama, meningkatkan daya saing sektor energi dalam negeri.
Dengan tekanan dari perusahaan energi terbarukan dan kerangka peraturan yang diperbarui, semuanya menunjukkan bahwa Spanyol akan kembali mendapatkan kembali statusnya sebagai pemimpin dunia dalam energi terbarukan di tahun-tahun mendatang.