Mendaur ulang popok sekali pakai: solusi berkelanjutan dan ekologis

  • Daur ulang popok dapat menghasilkan biogas dan pupuk untuk pertanian.
  • Teknologi pemisahan memungkinkan plastik dan komponen lainnya digunakan kembali dalam produk baru.
  • Proyek Happy Nappy adalah inisiatif perintis yang berupaya mengurangi limbah layanan kesehatan sekali pakai.

Los Popok sekali pakai Mereka mewakili masalah lingkungan yang serius karena banyaknya limbah yang dihasilkan. Diperkirakan seorang bayi menggunakan hingga 6.000 popok selama 24 bulan pertama kehidupannya, yang mengakibatkan jutaan popok dibuang di seluruh dunia.

Dampak lingkungan dari popok sekali pakai

Volume sampah yang dihasilkan popok sangat besar. Di negara-negara seperti Perancis, angka satu juta ton popok dibuang setiap tahunnya telah tercapai. Selain ukurannya yang besar, popok membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga semakin memperburuk masalah.

Popok sebagai produk kesehatan tidak hanya mengandung bahan plastik, tetapi juga sampah organik seperti urine dan feses, sehingga daur ulangnya lebih kompleks dibandingkan bahan lainnya. Sebagian besar popok ini berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, sebuah proses yang tidak hanya menimbulkan polusi tinggi, namun juga berkontribusi terhadap peningkatan gas rumah kaca.

Program daur ulang 'Happy Nappy'

Sadar akan masalah ini, perusahaan Perancis Lingkungan Suez telah meluncurkan proyek percontohan inovatif yang disebut Selamat Popok. Program ini berupaya mendaur ulang popok bekas melalui proses yang tidak hanya membantu mengurangi limbah, namun juga memungkinkan adanya produksi daya, kompos dan bahan lain yang dapat digunakan kembali. Program ini sebagian dibiayai oleh Badan Pengendalian Lingkungan dan Energi Perancis (ADEME) dan memiliki total anggaran sebesar 340.000 euro.

Proses daur ulang dimulai dengan merobek-robek popok untuk memisahkan berbagai komponennya, seperti sampah organik (yang jumlahnya antara 50% dan 70% dari total), plastik dan polimer superabsorben, yang jumlahnya antara 5% dan 10%. Setelah dipisahkan, setiap bahan menerima perlakuan yang sesuai.

Produksi biogas dan pupuk

Sampah organik, seperti feses dan urin, dicampur dengan lumpur limbah melalui proses yang disebut pencernaan bersama. Proses ini terdiri dari percepatan fermentasi sampah untuk menghasilkan biogas, sumber energi terbarukan yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Selain itu, sampah juga bisa diolah menjadi pupuk untuk digunakan dalam pertanian.

Sedangkan untuk plastik dan bahan popok lainnya, mereka didaur ulang untuk menghasilkan produk plastik baru, yang menutup siklus hidup bahan-bahan tersebut dan mengintegrasikannya kembali ke pasar.

Pentingnya teknologi berkelanjutan untuk daur ulang

Jenis proyek ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan sampah, namun juga berkontribusi terhadap ekonomi sirkular, yang mana produk dan material terus digunakan kembali dan diubah. Penting bagi industri untuk terus mengembangkan teknologi yang memungkinkan daur ulang produk-produk yang, secara apriori, tampaknya sulit untuk dipulihkan.

Selain itu, penerapan program-program ini dalam skala besar tidak hanya akan memberikan dampak positif pada pengurangan sampah, namun juga membantu menciptakan budaya yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam pengelolaan produk sanitasi sekali pakai. Beberapa perusahaan sudah bertaruh untuk menggunakannya bahan yang lebih biodegradable dan dapat didaur ulang dalam produksi popok, yang akan memfasilitasi proses daur ulang di masa depan.

Inisiatif global lainnya

Selain proyek Happy Nappy di Perancis, ada inisiatif global lainnya yang didedikasikan untuk daur ulang popok. Di Inggris, perusahaan NappiCycle telah mengembangkan metode yang memungkinkan popok daur ulang digunakan untuk membuat lantai dan produk lain seperti panel dan papan tulis. Misalnya, pada tahun 2022 mereka membuat jalan dengan 107.000 popok, yang menunjukkan bahwa bahan daur ulang bisa menjadi efisien dan bertanggung jawab secara ekologis.

Di Italia, perusahaan Fater SpA telah mematenkan teknologi yang mampu mengubah 10.000 ton popok dan produk kebersihan penyerap menjadi selulosa, plastik campuran, dan polimer penyerap. Proyek ini telah membuat mereka mendapat pengakuan sebagai 'Juara Ekonomi Sirkular' oleh Komisi Eropa.

Contoh-contoh internasional ini menunjukkan bahwa, meskipun popok sekali pakai merupakan tantangan besar terhadap lingkungan, terdapat solusi inovatif untuk mengatasinya dengan cara yang berkelanjutan.

Kunci keberhasilan proyek-proyek ini terletak pada kombinasi teknologi maju dan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian. Penting untuk terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan solusi berkelanjutan untuk mendaur ulang produk-produk higienis, karena produk-produk tersebut merupakan bagian penting dari limbah rumah tangga.

Bagi konsumen, kertas juga penting. Menggunakan alternatif seperti popok kain, atau bahkan membuang popok dengan benar dalam program daur ulang khusus, dapat memberikan perbedaan besar dalam dampak lingkungan.

Seperti yang telah kita lihat, berkat program seperti Happy Nappy, produksi biogas, kompos, dan bahan daur ulang lainnya dari popok bekas menjadi kenyataan yang secara drastis dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan di seluruh dunia. Inisiatif-inisiatif ini membuka pintu bagi solusi teknologi baru yang, di masa depan, dapat menjadi standar global.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.

      Maria dijo

    Saya tertarik untuk mengetahui lebih banyak dan terhubung dengan popok yang bahagia