La energi laut berasal dari kekuasaan potensi, kinetika, termal dan kimia air laut, yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, energi panas atau bahkan air minum. Berkat banyaknya air di planet ini, sumber energi terbarukan ini menawarkan potensi besar untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
Energi pasang surut dan arus laut
Teknologi untuk memanfaatkan energi laut sangat bervariasi. Ada struktur khusus, seperti pembangkit listrik tenaga pasang surut, yang memanfaatkan energi pergerakan air pasang. Pembangkit ini beroperasi melalui bendungan besar dan turbin yang memerangkap air saat air pasang dan melepaskannya saat air surut, sehingga menghasilkan listrik di kedua fase.
Selain pasang surut, arus laut Mereka mewakili cara penting lainnya untuk menangkap energi laut. Sistem tipikal untuk memanfaatkan energi arus laut mencakup turbin terendam yang mengubah energi kinetik air menjadi listrik.
Energi panas di lautan
Teknologi inovatif lainnya adalah energi panas laut (dikenal sebagai pasang surut termal). Hal ini didasarkan pada perbedaan suhu antara air permukaan yang dipanaskan oleh matahari dan perairan dalam yang lebih dingin. Pembangkit listrik tenaga panas pasang surut menggunakan perbedaan suhu ini untuk menghasilkan listrik secara terus menerus melalui siklus termodinamika.
Energi gelombang: sumber yang menjanjikan
La gelombang energi (juga dikenal sebagai gelombang energi) adalah energi yang dihasilkan oleh pergerakan gelombang permukaan laut. Energi ini dihasilkan akibat hembusan angin di atas permukaan air sehingga menimbulkan gelombang yang mengandung energi kinetik. Energi ini dapat ditangkap melalui berbagai perangkat terapung, kolom air yang berosilasi, atau platform yang dipasang di dasar laut yang mengubah pergerakan gelombang menjadi listrik.
Saat ini, terdapat beberapa proyek energi gelombang eksperimental, seperti pembangkit listrik Motrico di Basque Country, yang menggunakan turbin untuk menghasilkan daya hingga 296 kW. Salah satu tantangan besar dari teknologi ini adalah memanfaatkan energi gelombang secara efisien meskipun sifatnya tidak teratur dan bergantung pada cuaca.
Energi salinitas: energi biru
La energi gradien garam, Juga dikenal sebagai energi biru, didasarkan pada pemanfaatan perbedaan salinitas antara air laut dan air sungai segar. Kontras ini menyebabkan terjadinya tekanan osmotik yang dapat diubah menjadi energi listrik melalui proses osmosis balik. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, namun memiliki potensi besar di wilayah pesisir yang terdapat sungai-sungai besar.
Keuntungan dan tantangan energi kelautan
Energi kelautan memiliki beberapa keunggulan utama. Pertama, Ini dapat diperbarui dan sebagai sumber daya alam yang hampir tidak ada habisnya, merupakan pilihan berkelanjutan untuk masa depan. Berbeda dengan sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya atau angin, energi laut dapat diprediksi dan konstan, sehingga lebih dapat diandalkan untuk memastikan produksi listrik berkelanjutan.
Keuntungan penting lainnya adalah dampak lingkungan yang rendah. Karena sebagian besar teknologi dipasang di bawah air, dampak visual dan suara dapat diminimalkan, selain tidak menghasilkan emisi gas yang mencemari.
- Kompatibilitas dengan energi terbarukan lainnya: Energi kelautan dapat dikombinasikan dengan teknologi lain seperti tenaga angin lepas pantai dan tenaga surya terapung, sehingga membentuk sistem hibrida yang sangat efisien.
- Mengurangi dampak lingkungan: Tidak menghasilkan gas rumah kaca dan hampir tidak menimbulkan dampak visual, karena sebagian besar infrastrukturnya berada di bawah air.
Namun perkembangannya menghadirkan beberapa tantangan. Diantaranya yang menonjol adalah biaya awal yang tinggi fasilitas, tantangan teknis yang berasal dari lingkungan kelautan, dan kebutuhan akan investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan efisiensinya. Misalnya, korosi dari air asin dan kondisi laut yang buruk dapat merusak instalasi sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan.
Proyek energi kelautan unggulan
Eropa memimpin pengembangan energi kelautan, khususnya di bidang energi gelombang dan pasang surut. Pembangkit listrik tertua dan paling terkenal adalah La Rance di Perancis, yang telah beroperasi sejak tahun 1966 dan terus menjadi tolok ukur pembangkit listrik tenaga pasang surut. Proyek juga menonjol di Inggris, di mana taman energi berskala besar sedang dibangun seperti MeyGen, fasilitas energi pasang surut terbesar di dunia.
Di luar Eropa, Korea Selatan dan Kanada merupakan negara yang memilih pengembangan energi kelautan dengan proyek perintis. Dalam kasus Chili, garis pantainya yang luas menempatkannya sebagai negara kunci dalam penelitian energi ini, sementara di Meksiko proyek energi gelombang pertama telah disetujui di Colima.
Secara global, diperkirakan pada tahun 2050 pasokan energi laut dapat mencapai hingga XNUMX ton 10% konsumsi listrik di Eropa, yang tidak hanya akan membantu mengurangi emisi karbon tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja di industri maritim dan energi.
Masa depan energi kelautan
Potensi energi kelautan sangat besar dan pengembangannya sangat penting untuk membantu melengkapi sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan angin. Ketika tantangan teknis teratasi dan biaya pemasangan berkurang, energi laut dapat menjadi salah satu sumber utama untuk mencapai matriks energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Institusi dan pemerintah di seluruh dunia bertaruh pada teknologi ini, dan integrasinya akan sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang.
Penyimpanan energi dan transportasi juga berkembang untuk beradaptasi dengan kebutuhan sektor ini, dengan infrastruktur baru yang akan memfasilitasi koneksi antara proyek kelautan dan jaringan listrik di darat. Hal ini merupakan peluang besar bagi negara-negara yang memiliki garis pantai panjang dan sumber daya laut yang melimpah.
Energi kelautan sebagai sumber energi terbarukan mempunyai potensi yang sangat besar mengingat luasnya lautan yang menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Meskipun teknologi ini masih berkembang, meningkatnya minat dan proyek-proyek yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang teknologi ini akan menjadi alternatif utama dalam transisi energi global.