Gorila Terbesar Di Planet Ini: Sangat Terancam Punah

  • Gorila timur telah kehilangan 70% populasinya dalam dua dekade terakhir karena perburuan ilegal dan perusakan habitat.
  • Perubahan iklim dan penyakit seperti Ebola telah berdampak besar pada populasi gorila di Afrika Tengah.
  • Inisiatif konservasi dan perlindungan kawasan alam telah menunjukkan peningkatan populasi gorila gunung.

gorila

Umat ​​​​manusia telah mengambil langkah lain untuk membawa hewan-hewan terdekat kita, seperti primata besar, ke ambang kepunahan. Empat spesies monyet terbesar kini diakui secara internasional sebagai spesies yang terancam punah.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) termasuk gorila timur (Gorila beringei), primata terbesar di dunia, masuk dalam Daftar Merah spesies yang terancam punah. Dalam dua dekade terakhir, populasi hewan agung ini telah mengalami penurunan sebesar 70%, terutama akibat perburuan liar dan perusakan habitat aslinya. Bencana ekologis ini tidak hanya berdampak pada gorila timur, tetapi juga spesies lain di sekitarnya.

Populasi primata yang besar

Gorila timur hanyalah satu dari sekian banyak gorila primata besar dalam bahaya. Yang juga termasuk dalam Daftar Merah spesies terancam punah adalah subspesies gorila timur lainnya: gorila gunung dan gorila Grauer atau gorila dataran timur. Secara khusus, situasi gorila Grauer sangatlah dramatis. Menurut penelitian terbaru, populasinya telah kehilangan 77% individu dalam 20 tahun terakhir, meningkat dari 16.900 individu pada tahun 1994 menjadi hanya 3.800 pada tahun 2015.

Gorila

Situasi gorila di Afrika serupa dengan spesies primata lain di Indonesia dan Malaysia. Orangutan Kalimantan dan orangutan Sumatera juga masuk dalam Daftar Merah, karena rusaknya habitat mereka secara besar-besaran akibat perluasan budidaya kelapa sawit. Indonesia memiliki tingkat deforestasi tertinggi di dunia, sehingga meningkatkan jumlah orangutan yang dibunuh atau dipindahkan oleh penduduk setempat secara signifikan.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepunahan

Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap penurunan yang mengkhawatirkan ini populasi primata yang besar. Di antara yang paling signifikan adalah:

  • Perburuan ilegal: Meskipun perburuan kera besar dilarang, namun hal ini tetap menjadi salah satu ancaman utama. Gorila, simpanse, dan bonobo diburu untuk diambil dagingnya dan juga sebagai piala.
  • Perusakan habitat: Ekstraksi mineral, penggundulan hutan, dan ekspansi manusia telah secara drastis mengurangi jumlah spesies ini. Penebangan liar untuk industri penebangan kayu dan budidaya kelapa sawit berkontribusi besar terhadap hilangnya hutan, terutama berdampak pada orangutan di Indonesia.
  • Konflik perang: Di wilayah seperti Republik Demokratik Kongo, bentrokan bersenjata antara militer dan pasukan paramiliter telah membuat banyak orang mengungsi ke kawasan lindung, yang berujung pada perburuan gorila untuk dimakan dan perdagangan ilegal spesies tersebut.
  • Penularan penyakit pada manusia: Gorila memiliki sistem kekebalan yang kurang kuat dibandingkan manusia, sehingga mereka sangat rentan terhadap penyakit seperti Ebola atau COVID-19.

Gorila terbesar di planet ini

Kombinasi faktor-faktor ini memunculkan apa yang oleh beberapa ahli disebut sebagai "kepunahan massal keenam" spesies hewan dalam sejarah bumi, sebagian besar disebabkan oleh tindakan manusia.

Peran perubahan iklim

Perubahan iklim juga berdampak signifikan terhadap populasi gorila dan primata lainnya. Variabilitas kondisi iklim mengubah pola curah hujan, sehingga mempengaruhi ketersediaan makanan dan air bagi spesies ini. Di kawasan seperti Taman Nasional Virunga dan Taman Nasional Bwindi Impenetrable, perubahan iklim telah mengubah ekosistem dan sumber makanan yang dibutuhkan gorila gunung untuk bertahan hidup.

Selain itu, Perubahan iklim menyebabkan munculnya penyakit-penyakit baru yang dapat berdampak buruk bagi gorila. Contohnya adalah virus Ebola, yang pada tahun 2006 menyebabkan kematian lebih dari 5.000 gorila di Afrika Tengah. Penularan penyakit zoonosis antara manusia dan primata merupakan risiko yang nyata dan terus meningkat.

Apa yang dilakukan untuk menyelamatkan gorila?

Meski situasinya serius, masih ada harapan. Organisasi seperti Masyarakat Konservasi Margasatwa dan IUCN bekerja tanpa kenal lelah untuk melindungi primata dan habitatnya. Program konservasi telah menunjukkan hasil positif, seperti peningkatan populasi gorila gunung, yang telah tumbuh sebesar 14% di Taman Nasional Virunga dan 12% di Taman Nasional Bwindi dalam 12 tahun terakhir.

Inisiatif-inisiatif ini fokus pada perlindungan kawasan alam, patroli terus-menerus di taman nasional dan kolaborasi dengan masyarakat lokal untuk mengurangi perburuan liar. Selain itu, upaya sedang dilakukan untuk mendidik masyarakat lokal tentang pentingnya konservasi gorila dan primata lainnya.

gorila timur

Peran komunitas internasional

Komunitas internasional juga harus mengambil tindakan. Dukungan finansial untuk proyek konservasi dan tekanan politik untuk menerapkan undang-undang anti-perburuan liar yang lebih ketat sangatlah penting. Demikian pula dengan perluasan ekowisata terkendali yang memungkinkan wisatawan mengamati primata di lingkungan alaminya, terbukti menjadi sumber pendapatan yang mendorong perlindungan habitat gorila.

Di tingkat global, inisiatif-inisiatif baru sedang dikembangkan untuk menghentikan aktivitas seperti penambangan ilegal skala besar atau perluasan pertanian yang tidak terkendali. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menghancurkan habitat gorila, tetapi juga mendorong perburuan liar dan memperburuk kemiskinan di komunitas pengungsi. Melarang perdagangan spesies ilegal merupakan upaya penting lainnya untuk mengurangi permintaan terhadap produk seperti daging gorila atau bagian tubuh hewan.

Hanya melalui tindakan terkoordinasi dan kebijakan global kita dapat menghentikan kepunahan primata terdekat kita.

gorila timur

Masa depan kera besar sedang dipertaruhkan dan hal ini bukan lagi sekedar masalah lokal. Jika kita tidak mengambil tindakan segera, hanya peninggalan spesies seperti gorila timur, simpanse, dan orangutan yang akan tersisa. Melindungi hutan inti kita, dan memastikan masyarakat lokal mendapat manfaat dari konservasi, adalah satu-satunya cara untuk terus berbagi bumi dengan makhluk-makhluk luar biasa ini.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.