Plastik Ini adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di dunia, hadir dalam banyak produk sehari-hari. Namun, sebagian besar plastik ini dibuat dari minyak bumi, sumber daya tak terbarukan yang menghasilkan polusi dan kelangkaannya yang semakin meningkat membuat produksinya menjadi lebih mahal.
Dengan urgensi untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan memitigasi dampak plastik terhadap lingkungan, semakin banyak penelitian yang difokuskan untuk menemukan bahan baru untuk dibuat. bioplastik, yaitu plastik yang ramah lingkungan dan dapat terbiodegradasi. Salah satu perkembangan terkini dalam bidang ini adalah studi dan pembuatan bioplastik dari bulu ayam, limbah yang melimpah di industri unggas.
Kenapa bulu ayam?
Industri unggas menghasilkan juta ton bulu setiap tahun. Diperkirakan di Eropa saja ada sekitar 3,6 miliar ton bulu setiap tahunnya, dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, yang berarti hilangnya sumber daya yang berpotensi berharga secara signifikan.
Bulu ayam terdiri dari 80-90% keratin, protein resisten yang juga ditemukan di rambut dan kuku manusia. Keratin menonjol karena daya tahan dan fleksibilitasnya, itulah sebabnya para peneliti melihatnya sebagai peluang bagus untuk mengembangkan bahan plastik berkelanjutan.
Proses memperoleh bioplastik
Proses pengubahan bulu ayam menjadi bioplastik diawali dari dekontaminasi dari bulu. Ini adalah langkah penting untuk menghilangkan patogen apa pun yang mungkin ada, seperti sisa bakteri atau virus.
Setelah didekontaminasi, bulunya akan didekontaminasi menghancurleburkan sampai menjadi bubuk halus. Bubuk ini mengalami proses kimia untuk mengekstrak keratin, yang kemudian diolah untuk mengubahnya menjadi a polimer. Hasilnya adalah bahan yang dapat dibentuk dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
Salah satu tantangan penting yang telah diatasi oleh para peneliti adalah meningkatkan tahan air bioplastik ini. Meskipun pengembangan plastik yang berasal dari bulu sebelumnya gagal di lingkungan lembab, kemajuan terbaru memungkinkan untuk memperoleh bioplastik. tahan air dan dengan sifat mekanik yang baik.
Aplikasi dan manfaat bioplastik bulu
Bioplastik yang diperoleh dari bulu ayam memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan plastik tradisional yang berasal dari minyak bumi, namun memiliki beberapa keunggulan tambahan. Di satu sisi, memang demikian biodegradable, artinya plastik terurai secara alami di lingkungan, mencegah penumpukan sampah plastik.
Selain itu, bahan ini dapat didaur ulang beberapa kali tanpa kehilangan sifat-sifatnya, sehingga meningkatkan masa manfaatnya dan menjadikannya lebih berkelanjutan. Beberapa di antaranya aplikasi dari bulu bioplastik antara lain:
- Kemasan yang dapat terurai secara hayati: Bioplastik dapat digunakan untuk pembuatan wadah sekali pakai, ideal untuk industri makanan dan produk lain yang memerlukan pengemasan.
- Biokomposit: Bahan ini juga dapat dicampur dengan biopolimer lain untuk menghasilkan produk yang lebih tahan dan tahan lama. Biokomposit dapat digunakan dalam konstruksi atau pembuatan furnitur.
- Pupuk: Keratin, yang kaya akan nitrogen, dapat diubah menjadi pupuk biodegradable untuk pertanian.
Tantangan dan masa depan bioplastik bulu
Meskipun ada kemajuan, masih ada tantangan yang harus diatasi dalam produksi bioplastik dari bulu ayam dalam skala besar. Salah satunya terletak di biaya yang lebih rendah manufaktur sehingga bioplastik memiliki daya saing di pasar dibandingkan dengan plastik tradisional.
Namun, para peneliti optimis dan sudah berupaya meningkatkan proses memperoleh keratin dan menggabungkan bioplastik ini dengan bahan mentah lain untuk menghasilkannya produk bernilai tambah tinggi seperti tekstil tahan api dan bernapas, atau bahkan bahan untuk aplikasi biomedis.
Seiring dengan kemajuan teknologi konversi bulu, kemungkinan besar kita akan melihat lebih banyak produk berbahan bioplastik jenis ini di pasaran, yang berkontribusi terhadap pengurangan limbah dan kelestarian lingkungan.
Pada akhirnya, Pengembangan bioplastik dari bulu ayam tidak hanya mewakili solusi inovatif pengelolaan limbah unggas, namun juga membuka pintu bagi terciptanya produk baru yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.