Pada artikel sebelumnya kami telah mengomentari bagaimana energi terbarukan di seluruh dunia mereka sudah melampaui batu bara sebagai sumber energi. Ini adalah berita yang sangat positif yang menguraikan cakrawala masa depan yang berbeda dari apa yang kita alami selama ini, yang menentukan arah menuju dunia yang lebih bersih dan berkelanjutan. Energi terbarukan menunjukkan pentingnya energi ini di negara-negara yang bergantung pada bahan bakar fosil untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan energi. India adalah salah satu negara tersebut.
Situasi energi saat ini di India: dominasi batu bara
India adalah salah satu negara yang paling bergantung pada batubara di dunia, sehingga transisi energi menjadi tantangan penting bagi masa depan perekonomian dan lingkungan hidup negara tersebut. Saat ini, sumber energi utama di India, sumber energinya adalah batu bara, disusul minyak dan gas, yang mencakup lebih dari 90% kebutuhan energi di anak benua ini, termasuk Pakistan dan Bangladesh.
Masa depan energi surya di India
Meskipun ketergantungan India terhadap batu bara masih tinggi, masa depan energi terbarukan tidak terlalu suram. Menurut Bloomberg New Energy Finance, pada tahun 2020 pembangkit listrik fotovoltaik besar-besaran diperkirakan akan lebih murah dibandingkan pembangkit listrik yang bergantung pada batubara impor. Pernyataan ini didasarkan pada biaya listrik yang diratakan (LCOE), yang membandingkan total biaya rata-rata pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik dengan total energi yang akan dihasilkan selama masa manfaatnya.
Sekalipun harga batu bara tetap konstan, hal ini berarti penurunan biaya PV yang terus-menerus energi surya akan lebih murah dibandingkan batu bara pada tahun 2020, menurut Bloomberg. Hal ini merupakan perubahan besar dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, ketika energi surya tiga kali lebih mahal dibandingkan energi berbasis batu bara.
Sasaran ambisius sebesar 175 GW pada tahun 2022
Pemerintah India telah menguraikan rencana yang jelas dan ambisius untuk meningkatkan energi terbarukan. Menurut proyeksi saat ini, diperkirakan akan tercapai Kapasitas energi terbarukan sebesar 175 GW pada tahun 2022, dimana 100 GW di antaranya akan berasal dari energi surya. Sasaran ini merupakan lompatan signifikan dari 46,5 GW energi terbarukan pada tahun 2015, angka yang diperkirakan akan meningkat empat kali lipat jika dibandingkan dengan inisiatif seperti energi surya terapung dan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.
Untuk mencapai tujuan ini, India perlu melipatgandakan laju instalasi energi terbarukan sebanyak tujuh kali lipat, dari memasang 3 GW per tahun menjadi 20 GW. Peluang di sektor ini tidak hanya energi, tetapi juga tenaga kerja, dengan terciptanya lebih dari 675.000 pekerjaan di sektor tenaga surya pada tahun 2025, menurut Tata Power Solar.
Proyek dan tantangan di sektor tenaga surya
India juga memajukan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya skala besar, seperti instalasi di gujarat, yang dengan kapasitas diproyeksikan sebesar 5.000 MW dapat menjadi instalasi tenaga surya terbesar di dunia. Proyek ini akan membutuhkan investasi sebesar 3.840 miliar dolar dan akan menghasilkan 20.000 lapangan kerja langsung selama pembangunannya.
Namun, tidak semuanya berjalan baik untuk sektor ini. Ketergantungan impor penggunaan panel surya masih tinggi, dengan lebih dari 80% sel surya dibeli dari Tiongkok. Selain itu, meskipun pemerintah telah mengenakan tarif dan menawarkan insentif untuk produksi lokal, produsen India masih kesulitan memenuhi permintaan yang terus meningkat dan kualitas yang dibutuhkan.
Analis Fitch Solutions memperingatkan bahwa industri PV India harus fokus pada peningkatan keduanya kualitas dan juga kuantitas jika Anda ingin memenuhi kebutuhan pasar. Pemerintah, pada bagiannya, telah mendorong rencana insentif keuangan dan fiskal, seperti Program Insentif Terkait Produksi (PLI), untuk mendorong manufaktur nasional.
Energi terbarukan mulai berkembang di India
Terlepas dari tantangan yang ada, kemajuan dalam energi terbarukan di India patut dicatat. Total kapasitas energi surya diharapkan tumbuh dari 59 GW saat ini menjadi 140 GW pada tahun 2031. Proyeksi tersebut sejalan dengan komitmen negara dalam kerangka Perjanjian Paris, bahkan melebihi tujuan yang ditetapkan pada tahun 2027.
India telah berhasil menarik minat investor internasional besar, seperti Foxconn dan SoftBank, yang telah memberikan komitmen lebih dari $20.000 miliar untuk proyek tenaga surya. Masuknya modal asing ini, ditambah dengan rencana pemerintah untuk tidak membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru sebelum tahun 2027, menjanjikan prospek energi terbarukan yang menggembirakan dalam jangka pendek dan panjang.
Transisi India menuju energi terbarukan, khususnya tenaga surya, sedang berlangsung. Dengan target ambisius sebesar 175 GW pada tahun 2022, negara ini sangat bertaruh pada masa depan yang lebih bersih dan tidak terlalu bergantung pada batu bara, mengkonsolidasikan kehadirannya sebagai pemimpin dunia dalam energi terbarukan dan memastikan pengembangan energi berkelanjutan bagi 1.300 miliar penduduknya.