Keberuntungan yang kita miliki saat ini adalah era inovasi berada di tingkat jalanan, dan itulah alasannya setiap saat ladang angin lebih sering di banyak lanskap di sekitar kita. Artinya kami bertaruh pada energi terbarukan, dalam hal ini energi angin, yang menghasilkan energi bersih yang terhubung dengan jaringan listrik.
Namun, masalah utama ladang angin di darat mereka berada kematian yang disebabkan oleh burung dan ruang yang ditempatinya, karena hanya beroperasi bila terdapat aliran angin yang memadai, yang dikondisikan oleh orografi medan.
Di wilayah lautan yang luas, di mana angin terus bertiup dan lahan tidak digunakan, ladang angin terapung di lepas pantai muncul sebagai alternatif yang inovatif dan efisien.
Peternakan angin terapung
Ini bukanlah ide yang sepenuhnya baru, ladang angin di laut Pembangkit listrik tenaga angin ini sudah ada, meskipun konsep pembangkit listrik tenaga angin terapung masih merupakan perkembangan terkini. Skotlandia, misalnya, telah meresmikan salah satu ladang angin terapung pertama di dunia, dengan turbin yang menunggu untuk dipasang lebih dalam di lautan.
Ladang angin terapung yang inovatif ini, terletak 25 km di lepas pantai Peterhead, Skotlandia, dirancang untuk menghasilkan energi bersih untuk sekitar 20.000 rumah. Keuntungan besarnya adalah turbin dapat dipasang di perairan dalam, di mana angin lebih kuat dan konstan, sehingga meningkatkan efisiensi energi pembangkit listrik tenaga angin.
Perusahaan Norwegia Statoil, yang sekarang dikenal sebagai Equinor, adalah produsen di balik platform terapung ini, dan berharap teknologi ini akan menyebar ke negara-negara dengan garis pantai yang panjang, seperti Jepang, Inggris, dan pantai barat Amerika Serikat.
Turbin terapung ini, selain kemampuannya melaut, juga menonjol karena kapasitas baling-balingnya dan ukurannya yang mengesankan. Setiap turbin angin tingginya mencapai 175 meter, dengan panjang baling-baling 75 meter, sehingga memungkinkan untuk memanfaatkan kecepatan angin secara maksimal dan menghasilkan lebih banyak energi.
Inovasi dan efisiensi teknologi
Taman ini tidak hanya inovatif dalam kemampuannya mengapung, tetapi juga dalam hal teknologi canggih. Setiap turbin dilengkapi dengan a perangkat lunak kontrol tingkat lanjut yang secara otomatis mengatur posisi baling-baling untuk beradaptasi dengan kondisi angin dan gelombang, sehingga memaksimalkan produksi energi setiap saat.
Selain itu, basis turbin diberi pemberat dengan bijih besi untuk menjaga stabilitas, bahkan pada kedalaman hingga 1000 meter. Desain unik ini tidak hanya memungkinkan efisiensi yang lebih besar, namun juga mewakili terobosan dalam rekayasa pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.
Dalam jangka panjang, teknologi ini diharapkan tidak hanya menjangkau wilayah-wilayah baru, namun juga mengurangi biaya secara signifikan. Meskipun investasi awalnya tinggi – sebagian didanai oleh Pemerintah Skotlandia – diperkirakan biaya operasional akan turun 40-50% dalam beberapa dekade mendatang, menjadikan opsi energi terbarukan ini lebih menguntungkan dan kompetitif.
Tantangan dan hambatan
Salah satu tantangan terbesarnya ladang angin terapung Itu masih biayanya. Investasi dalam teknologi dan instalasi lepas pantai jauh lebih tinggi dibandingkan pada pembangkit listrik tenaga angin di darat. Penempatan lima turbin di Skotlandia saja menelan biaya sekitar €223 juta, meskipun diharapkan seiring dengan perluasan fasilitas dan optimalisasi proses, biaya tersebut diperkirakan akan menurun.
Permasalahan lain yang sering terjadi, baik di darat maupun di laut, adalah dampak pada burung. Turbin besar menimbulkan risiko bagi fauna laut dan burung migran yang melewati wilayah tersebut. Para ahli ekologi memperingatkan kemungkinan kematian burung laut, meskipun belum ada data konkrit mengenai dampaknya terhadap fasilitas baru ini. Untuk memitigasi risiko ini, penelitian ekstensif sedang direncanakan untuk mengidentifikasi rute burung dan meminimalkan dampak lingkungan.
Masa depan ladang angin terapung
Meskipun terdapat tantangan, potensi manfaat dari pembangkit listrik tenaga angin terapung sangat besar. Selain memanfaatkan angin yang lebih kencang dan konstan, taman-taman ini juga membuka pintu bagi eksploitasi wilayah laut yang sebelumnya tidak dapat diakses karena kedalamannya. Faktanya, diperkirakan hingga 80% lokasi dengan potensi angin tertinggi terletak di perairan dalam dengan kedalaman lebih dari 60 meter, sehingga turbin tetap tidak dapat digunakan.
Peternakan Hywind Scotland hanyalah awal dari revolusi energi angin lepas pantai. Dengan kemajuan teknologi dan akumulasi pengalaman, diharapkan akan dibangun taman berskala lebih besar di masa depan, dengan kapasitas antara 500 dan 1000 MW. Proyek-proyek baru ini akan semakin mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing bentuk energi terbarukan ini.
Selain itu, Inggris tetap berkomitmen untuk menjadi pemimpin dunia dalam energi angin lepas pantai, dengan rencana ambisius untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan sebelum tahun 2030, dan melanjutkan proyek-proyek inovatif seperti penyimpanan energi melalui baterai lithium, sebuah teknologi yang sudah digunakan. dalam hubungannya dengan taman terapung.
Energi angin terapung tidak hanya menawarkan solusi yang efisien dan bersih, namun juga memberikan peluang besar bagi negara-negara dengan wilayah laut yang luas. Seiring dengan penyempurnaan teknologi, kita mungkin akan melihat pembangkit listrik tenaga angin terapung yang lebih besar dan lebih efisien, sehingga berkontribusi signifikan terhadap transisi energi global.