Prancis akan menutup hingga 17 reaktor nuklir sebelum tahun 2025: Dampak dan masa depan energi

  • Prancis berencana menutup 17 reaktor nuklir pada tahun 2025, sebuah keputusan yang akan berdampak pada seluruh Eropa.
  • Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan nuklir dari 75% menjadi 50% dalam produksi listrik pada tahun 2025.
  • Negara ini juga berkomitmen untuk mencapai netralitas emisi CO2 pada tahun 2050 dan menggandakan energi terbarukan.
Energi nuklir di Perancis

Revolusi energi yang dipromosikan oleh Presiden Emmanuel Macron mengubah sektor-sektor utama di Perancis, termasuk bidang nuklir. Dalam pengumuman yang tidak terduga, pemerintah Prancis telah mengonfirmasi penutupan hingga 17 reaktor nuklir sebelum tahun 2025. Kabar tersebut diumumkan oleh Menteri Transisi Ekologi, Nicolas Hulot, dalam wawancara media. Hulot mengindikasikan bahwa "penutupan ini bisa mencapai hingga 17 reaktor", sehingga menggarisbawahi komitmen negara tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir, yang saat ini mewakili sekitar 75% produksi listriknya. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencapai tujuan transisi energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Pemadaman nuklir: Konsekuensi bagi Eropa

Dampak pemadaman nuklir

Penutupan sebagian pembangkit listrik tenaga nuklir tidak hanya akan berdampak di Perancis saja, namun akan berdampak di seluruh Eropa, baik dalam hal pasokan dan permintaan energi. Perlu diingat bahwa pada tahun 2016, Spanyol mengalami kenaikan harga pasar grosir listrik yang signifikan karena penutupan sementara beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir Perancis. Pada bulan Januari 2017, situasi ini menyebabkan kenaikan harga kumpulan listrik Spanyol sebesar 96%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di Jerman, pemadaman nuklir Perancis akan disambut dengan lega, karena masyarakat perbatasan telah menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai armada nuklir Perancis yang menua. Keputusan ini juga menyelaraskan kebijakan energi dua negara terkuat di UE tersebut, sejak Jerman menutup delapan reaktor nuklir pada tahun 2011, pasca kecelakaan Fukushima, dan berencana menutup seluruh reaktor yang tersisa pada tahun 2022.

Pendapat negatif tentang energi nuklir

Perancis dan pengurangan penggunaan energi nuklir

Prancis telah mulai mendiversifikasi sumber energinya di bawah kepresidenan François Hollande, yang menyetujui undang-undang yang menetapkan pengurangan produksi energi nuklir dari 75% menjadi 50% pada tahun 2025. Namun, hingga Hulot masuk ke dalam pemerintahan, pengurangan ini belum terwujud secara kuantitatif. Untuk pertama kalinya, menteri memberikan gambaran jelas mengenai dampaknya terhadap kawasan nuklir. Menurut Hulot, penutupan tersebut dapat berdampak pada 17 dari 58 reaktor yang beroperasi di Prancis, yang saat ini menghasilkan sekitar 63 gigawatt-jam setiap tahunnya.

Revolusi Prancis baru

Pengurangan emisi CO2. Salah satu tujuan paling ambisius dari rencana energi baru Perancis adalah mencapai netralitas CO2 pada tahun 2050, melebihi komitmen Perjanjian Paris, yang secara tak terduga ditarik oleh Amerika Serikat pada tahun 2017.
Emisi CO2 di Eropa

Selain itu, negara ini bertujuan untuk menggandakan produksi energi terbarukan, mencapai 32% pada tahun 2030, dibandingkan dengan 15,2% saat ini. Menurut Hulot, "bahan bakar fosil berasal dari abad ke-2040 dan ke-XNUMX", itulah sebabnya rencana energi tersebut mencakup larangan penjualan kendaraan pembakaran internal pada tahun XNUMX, serta larangan mutlak terhadap ekstraksi hidrokarbon di tanah Prancis.

Dampak sosial dan ekonomi dari penutupan reaktor nuklir

Ladang angin lepas pantai di Perancis

Di luar dampak energinya, sektor nuklir di Perancis telah menjadi pilar ekonomi yang penting, dengan 220,000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung. Perusahaan milik negara EDF, yang bertanggung jawab atas produksi energi nuklir, tetap menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh di negara tersebut, dan hal ini dapat menimbulkan tantangan besar bagi Macron. Keputusan penutupan reaktor juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi dan keselamatan masing-masing pembangkit.

Singkatnya, penutupan hingga 17 reaktor nuklir sebelum tahun 2025 menandai titik balik dalam kebijakan energi Perancis. Transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan akan menjadi tantangan bagi negara ini, namun hal ini juga memberikan peluang untuk memimpin perjuangan melawan perubahan iklim dan menjadi contoh bagi negara-negara lain di Eropa dan dunia.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.