Dampak perubahan iklim terhadap seleksi alam dan evolusi

  • Perubahan iklim mempengaruhi pola seleksi alam, mengubah evolusi spesies.
  • Menurunnya curah hujan dan meningkatnya kekeringan menciptakan tantangan baru bagi organisme untuk beradaptasi.
  • Spesies seperti reptil tropis menunjukkan adaptasi yang cepat terhadap perubahan suhu, menunjukkan percepatan evolusi.

perubahan iklim mempengaruhi seleksi alam

Dalam ekosistem kita, semua makhluk hidup mengikuti proses yang disebut seleksi alam. Proses inilah yang menentukan gen mana yang paling bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup dan menyebabkan perbaikan dalam adaptasinya. Ini adalah salah satu mekanisme utama evolusi, yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada abad ke-19, yang menggambarkan bagaimana organisme yang karakteristiknya memberi mereka kemungkinan lebih besar untuk bertahan hidup, cenderung bereproduksi lebih banyak, dan oleh karena itu, akan melanggengkan sifat-sifat bermanfaat tersebut.

Namun, perubahan iklim, dan dampaknya yang semakin merusak di seluruh dunia, menimbulkan variabel-variabel baru yang mempengaruhi proses evolusi ini. Perubahan kondisi lingkungan, seperti suhu dan pola curah hujan, mempengaruhi kelangsungan hidup dan kemampuan reproduksi spesies. Sebagai konsekuensinya, kita mengamati suatu fenomena di mana Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi seleksi alam, mengubah lintasan evolusi organisme dalam proses yang tidak hanya melibatkan genetika, tetapi juga interaksi dengan lingkungan.

Apakah seleksi alam itu?

seleksi alam pada kupu-kupu

Untuk memahami sepenuhnya bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi proses seleksi alam, penting untuk mengingat apa itu seleksi alam. Seleksi alam adalah proses dimana suatu spesies beradaptasi dengan lingkungannya dari generasi ke generasi. Proses ini mengarah pada perubahan evolusioner ketika individu dengan karakteristik yang lebih menguntungkan (baik dalam hal kelangsungan hidup atau reproduksi) lebih berhasil dibandingkan yang lain, dan oleh karena itu mewariskan karakteristik tersebut kepada keturunannya. Dengan cara ini, gen yang memungkinkan adaptasi lebih baik bertahan dan menyebar dalam populasi.

Konsep seleksi alam didasarkan pada gagasan bahwa ada a variabilitas genetika antar spesies. Keberagaman inilah yang memungkinkan beberapa individu menjadi lebih sejahtera dibandingkan yang lain dalam keadaan tertentu. Fenomena ini telah dibuktikan dalam berbagai penelitian genetika dari waktu ke waktu, dengan contoh paradigmatik seperti ngengat Biston betularia yang, setelah Revolusi Industri, berevolusi menuju warna yang lebih gelap untuk menyamarkan dirinya dengan lebih baik di pepohonan yang tertutup jelaga.

Proses perubahan dan adaptasi ini tidak terjadi secara otomatis dan cepat, namun apa yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir adalah, seiring dengan perubahan iklim yang didorong oleh aktivitas manusia, waktu dan kecepatan adaptasi pun ikut berubah.

Seleksi alam dan perubahan iklim

adaptasi ngengat dengan lingkungannya

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Ilmu berpendapat bahwa perubahan global dalam proses seleksi alam ini lebih berpedoman pada curah hujan daripada karena suhu. Studi ini menunjukkan bahwa, dengan memodifikasi rezim curah hujan global, perubahan iklim dapat mempengaruhi proses evolusi spesies.

Meskipun demikian dampak ekologis dari perubahan iklim semakin banyak didokumentasikan, dampaknya terhadap proses evolusi yang memandu adaptasi sebagian besar masih belum diketahui. Dengan menganalisis database luas yang mencakup beberapa penelitian terhadap berbagai populasi hewan, tumbuhan, dan organisme lain, para peneliti telah mempelajari bagaimana variasi iklim mempengaruhi seleksi alam.

Adam Siepielski, peneliti di University of Arkansas, mengemukakan bahwa salah satu aspek yang telah teridentifikasi adalah perubahan pola kekeringan dan curah hujan. Dengan mengubah tingkat curah hujan, wilayah kering dapat mengalami kekeringan yang lebih parah, sedangkan wilayah basah yang telah menerima curah hujan melimpah dapat menjadi lebih ekstrem. Perubahan ini, pada gilirannya, akan mempengaruhi interaksi trofik dan ketersediaan sumber daya.

Misalnya, perubahan pola curah hujan dapat mempengaruhi sumber makanan berbagai organisme, sehingga memaksa beberapa spesies beradaptasi dengan cepat atau menghadapi kepunahan. Perubahan pola cuaca ini menunjukkan bahwa seleksi alam dibentuk oleh realitas iklim baru di planet ini.

Penurunan curah hujan dan peningkatan kekeringan

perubahan iklim pada makhluk hidup

Rezim curah hujan adalah salah satu variabel paling penting yang dapat mempengaruhi seleksi alam. Itu penurunan curah hujan dan peningkatan kekeringan menjadi semakin umum terjadi, terutama di wilayah yang biasanya kering atau semi-kering. Seiring dengan meningkatnya waktu dan frekuensi kekeringan, beberapa wilayah mengalami transisi ke iklim yang lebih kering dan bahkan gurun.

Dampaknya terhadap spesies ini cukup besar, karena penurunan ketersediaan air berdampak langsung terhadap spesies tersebut dasar rantai makanan, seperti tumbuhan dan serangga. Hal ini, pada gilirannya, berdampak pada herbivora dan predator yang bergantung pada mereka. Misalnya, di beberapa wilayah, spesies yang bergantung pada vegetasi tertentu untuk makanannya mungkin menghadapi kesulitan ketika tutupan vegetasi berkurang akibat kekurangan air.

Sebaliknya, beberapa wilayah mungkin mengalami peningkatan curah hujan, yang juga berdampak pada organisme yang tidak beradaptasi dengan lingkungan yang lebih basah. Dalam kedua kasus tersebut, iklim berfungsi sebagai agen eksternal yang memberikan kondisi baru yang harus dihadapi makhluk hidup. Sifat seleksi alam berarti bahwa spesies yang mampu beradaptasi dengan kondisi baru ini tidak hanya akan bertahan hidup, namun juga berkembang, sementara spesies lain akan menghadapi penurunan populasi dan bahkan kepunahan.

Perubahan ekosistem

seleksi alam adalah proses evolusi

Ekosistem dunia sedang mengalami transformasi signifikan akibat perubahan iklim. Seberapa cepat perubahan ini terjadi akan menentukan apakah spesies yang terkena dampak mempunyai cukup waktu untuk beradaptasi atau apakah mereka akan tertinggal. Dalam banyak sistem, a perubahan pola curah hujan Ini secara langsung mempengaruhi dinamika kelangsungan hidup organisme. Misalnya, spesies herbivora bergantung pada ketersediaan tanaman tertentu, dan gangguan siklus curah hujan dapat menyebabkan hilangnya sumber makanan secara signifikan.

Selain itu, seiring dengan perubahan ekosistem, interaksi trofik juga ikut berubah. Predator yang bergantung pada spesies herbivora juga mungkin terkena dampaknya, sehingga memicu serangkaian dampak yang meluas di masyarakat. Para ilmuwan mengamati bahwa beberapa spesies mungkin mengalami penurunan jangkauan distribusinya karena spesies baru lainnya menjajah wilayah mereka, sehingga menciptakan dinamika persaingan baru.

Pentingnya memahami hubungan antara perubahan iklim dan evolusi spesies untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi pada ekosistem. Penelitian terbaru, seperti penelitian terhadap ikan di habitat perairan, mengungkapkan bahwa organisme di lingkungan tersebut sangat rentan terhadap perubahan iklim karena mereka bergantung langsung pada suhu dan kualitas air.

Adaptasi yang cepat dan percepatan seleksi alam

perubahan iklim dan seleksi alam

Perubahan iklim tidak hanya berarti perubahan yang lambat dan bertahap sehingga spesies dapat mengatasinya sedikit demi sedikit, namun dalam beberapa kasus, kecepatan pemanasan global memerlukan perubahan yang cepat dan cepat. adaptasi cepat. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Universitas Dartmouth (AS) menunjukkan bahwa beberapa spesies reptil tropis, seperti kadal coklat, telah mulai beradaptasi jauh lebih cepat dari perkiraan terhadap kenaikan suhu. Evolusi yang dipercepat ini disebabkan oleh seleksi alam yang terjadi dalam waktu nyata, di mana hanya individu-individu yang paling mampu beradaptasi dengan kondisi baru yang bertahan dan bereproduksi.

Dalam hal ini, diamati bahwa kadal yang dapat berlari lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, karena mereka mampu mempertahankan aktivitasnya dalam kondisi lingkungan yang keras, sehingga mereka dapat makan lebih banyak dan menghindari predator. Contoh ini menyoroti bagaimana beberapa spesies dapat berevolusi dengan cepat sebagai respons langsung terhadap perubahan lingkungan, sesuatu yang hingga saat ini diperkirakan tidak mungkin terjadi. Jenis penelitian ini memberikan harapan, namun juga menyoroti betapa rumit dan tidak pastinya memprediksi respons spesies terhadap perubahan iklim.

Kesimpulan dampak perubahan iklim terhadap seleksi alam

perubahan iklim dan seleksi alam

Perubahan iklim mengubah proses seleksi alam secara mendalam dan, dalam banyak kasus, dengan cara yang tidak terduga. Entah karena perubahan pola curah hujan, kekeringan berkepanjangan, atau kenaikan suhu global, spesies di seluruh dunia terpaksa beradaptasi dengan kenyataan baru. Meskipun beberapa spesies tampaknya memiliki kapasitas untuk merespons dengan cepat dan efektif, banyak spesies lain yang mungkin tidak mampu melakukannya, sehingga menimbulkan tantangan besar terhadap keanekaragaman hayati global.

Kemampuan suatu spesies untuk beradaptasi dapat bergantung pada banyak faktor, termasuk keragaman genetik, relung ekologi, dan sumber daya yang tersedia dalam lingkungan yang berubah. Namun, ada satu hal yang jelas: perubahan iklim tidak hanya mengubah iklim, namun juga mengubah mekanisme evolusi dan seleksi alam yang telah berjalan selama jutaan tahun.

Oleh karena itu, memahami hubungan antara perubahan iklim, seleksi alam, dan evolusi sangat penting untuk mengantisipasi perubahan ekosistem dalam beberapa dekade mendatang, dan spesies mana yang akan sukses dalam iklim dunia di masa depan. Sementara itu, penelitian ilmiah terus berkembang untuk mengungkap mekanisme kompleks yang digunakan alam dalam merespons, beradaptasi, atau, dalam beberapa kasus, musnah dalam menghadapi tantangan lingkungan baru.

perubahan iklim dan seleksi alam


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.

      haha lamamu dijo

    ada kijang yang masuk ke dubur lain, tepatnya di foto pertama