India, dengan jaringan kereta api yang luas sepanjang 66.000 km, merupakan salah satu pengguna kereta api terbesar di dunia. Untuk mengoperasikan jaringan kereta api ini, negara menghabiskan hampir seluruh dana tiga juta liter solar. Hampir separuh kereta penumpang menggunakan lokomotif diesel, meski ada juga yang menggunakan biodiesel. Separuh jaringan lainnya dialiri listrik. Ketergantungan pada bahan bakar fosil telah menyebabkan pemerintah India mencari alternatif yang bersih dan berkelanjutan.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar infrastruktur jaringan kereta api dibangun sebelum tahun 1947, tahun ketika India memperoleh kemerdekaannya. Hanya 20% jalan yang dibangun setelah tanggal tersebut. Keusangan ini telah memotivasi pemerintah India untuk meningkatkan jaringan kereta apinya, tidak hanya untuk meningkatkan operasional, namun juga untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).
Transformasi Perkeretaapian India dengan energi terbarukan

Indian Railways, perusahaan pemerintah yang mengelola jaringan kereta api, mengangkut lebih dari 23 juta orang setiap hari dan mengangkut 2,65 juta ton barang. Angka-angka ini mencerminkan besarnya sistem perkeretaapian di negara ini dan kebutuhan mendesak untuk mengubah model yang ada saat ini ke model yang lebih berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Perkeretaapian India telah mulai menerapkan rencana ambisius untuk mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan efisiensi energi melalui beberapa inisiatif, salah satu yang paling inovatif adalah penggabungan energi surya ke dalam kereta hibridanya.
Teknologi dalam kereta api hibrida surya
Meskipun masih ada ribuan kereta api yang menggunakan mesin diesel, India telah menjadi pionir dalam memperkenalkan kereta api hibrida yang sebagian ditenagai oleh energi surya. Kereta DEMU hybrid ini (Beberapa Unit Listrik Diesel) tidak sepenuhnya tenaga surya, namun memang ada panel surya di atap yang berkontribusi signifikan dalam memberi daya pada sistem kelistrikan kereta, meliputi penerangan, ventilasi dan layar informasi bagi penumpang. Sistem hibrida ini memungkinkan penghematan bahan bakar yang besar dan mengurangi emisi karbon.
India pertama kali mulai menyelidiki kemungkinan penggunaan energi surya di kereta apinya pada tahun 2013, bekerja sama dengan Institut Teknologi India (IIT). Awalnya, energi surya hanya digunakan untuk penerangan dan pendingin ruangan di dalam gerbong, namun setelah beberapa kali percobaan dan perbaikan, pada Juli 2017 Indian Railways meluncurkan kereta DEMU pertamanya dengan panel surya dipasang di atap.
Setiap gerbong kereta ini memiliki 16 panel surya, mampu menghasilkan hingga 300 watt listrik. Energi ini digunakan untuk menyalakan sistem kelistrikan seperti lampu LED dan meteran elektronik. Baterai yang terpasang memungkinkan otonomi 72 jam tanpa memerlukan sinar matahari, memastikan kereta dapat beroperasi pada malam hari atau dalam kondisi minim cahaya.
Penghematan dan manfaat lingkungan
Diperkirakan penggabungan panel surya pada kereta hibrida akan memungkinkan penghematan 21.000 liter solar per kereta per tahun. Setiap mobil dapat mengurangi emisi karbon dioksida hampir 9 ton setiap tahunnya. Angka-angka ini penting mengingat Perkeretaapian India telah berencana untuk melengkapinya 50 gerbong dengan panel surya pada awalnya dan memperluas jumlah ini menjadi 274 gerbong dalam beberapa bulan ke depan.
Selain penggunaan energi surya, Perkeretaapian India telah mengadopsi langkah-langkah berkelanjutan lainnya untuk mengurangi jejak karbonnya. Gerbong dilengkapi dengan toilet kering ekologis, yang tidak menggunakan air, dan sistem telah diterapkan untuk mendaur ulang air dari bak cuci. Sampah yang dihasilkan selama perjalanan juga dikelola dan didaur ulang.
Proyek masa depan
Ambisi Perkeretaapian India tidak berakhir di sini. Pemerintah telah menetapkan tujuan menghasilkan 1 GW listrik dari panel surya pada tahun 2020 dan memperluas kapasitas ini menjadi 5 GW pada tahun 2025. Selain itu, akan dipasang turbin angin dengan kapasitas sebesar 130 MW untuk menyediakan energi bersih ke stasiun dan kereta api.
Diperkirakan pada tahun 2025, 25% listrik yang digunakan oleh jaringan kereta api India akan berasal dari listrik sumber energi terbarukan, yang merupakan langkah besar menuju dekarbonisasi transportasi di negara yang telah melakukan dekarbonisasi 1.300 juta dan dimana kereta api merupakan salah satu alat transportasi utama.
Langkah penting lainnya adalah komitmen Indian Railways terhadap reboisasi. Bagian dari strategi keberlanjutannya mencakup rencana penanaman yang ambisius 50 miliar pohon dekat rel kereta api dan stasiun, yang akan berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dan peningkatan penyerapan CO2.
Komitmen India terhadap keberlanjutan dan inovasi dalam jaringan kereta api adalah contoh yang harus diikuti oleh negara-negara berkembang lainnya dan membuktikan bahwa memodernisasi infrastruktur yang sudah tua dapat dilakukan tanpa harus berkompromi dalam menjaga lingkungan.