Kehadiran energi terbarukan di Antartika: kemajuan penting

  • Penggunaan energi terbarukan di Antartika sedang booming, mulai dari panel surya hingga pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi.
  • Proyek perintis hidrogen hijau berupaya mengurangi ketergantungan pada solar berdasarkan landasan ilmiah.
  • Menghemat bahan bakar fosil sangat penting untuk melestarikan ekosistem benua putih yang rapuh.

energi terbarukan di Antartika

La Antartika, juga dikenal sebagai benua putih, adalah tempat yang rentan terhadap lingkungan dan memiliki relevansi ilmiah yang tinggi. Benua ini merupakan rumah bagi beberapa basis ilmiah dari berbagai negara, yang masing-masing didedikasikan untuk berbagai penelitian ilmiah mengenai dampak global, seperti perubahan iklim dan keanekaragaman hayati dalam kondisi ekstrem.

Tinggal dan bekerja di Antartika merupakan tantangan logistik dan iklim, karena kondisi ekstrem memaksa tim dan staf ilmiah bergantung pada sumber daya energi yang dapat diandalkan untuk tetap aktif dan aman. Energi terbarukan Mereka telah menjadi solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan energi tanpa merusak ekosistem Antartika yang rapuh.

Transisi menuju energi terbarukan di Antartika

Banyak basis ilmiah telah mengadopsi protokol ketat untuk menguranginya dampak lingkungan dan meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini sangat penting di Antartika karena kerentanan lingkungannya. Penggunaan sumber daya seperti energi surya, angin, dan bahkan panas bumi membuka peluang baru untuk mengurangi ketergantungan terhadap solar, yang mahal dan berbahaya untuk transportasi jarak jauh.

Contoh penting adalah Basis ilmiah Putri Elisabeth dari Belgia, yang menjadi negara pertama yang memiliki emisi nol berkat kombinasi dari panel surya y kincir angin untuk menghasilkan listrik dan air panas secara berkelanjutan. Sistem ini memungkinkan produksi yang cukup untuk memasok semua kebutuhan energi pangkalan sepanjang tahun, bahkan selama enam bulan kegelapan ketika matahari tidak mencapainya.

Selain pangkalan di Belgia, Pulau Ross di Antartika adalah rumah bagi pangkalan pertama peternakan angin di wilayah tersebut. Dengan tiga turbin yang mampu menghasilkan energi hingga 1 MegaWatt, peternakan ini menyediakan listrik tambahan ke pangkalan Scott di Selandia Baru dan stasiun McMurdo Amerika. Hal ini berarti penghematan sekitar 122,000 liter solar per tahun.

Kemajuan-kemajuan ini tidak hanya memungkinkan pengurangan jejak karbon di wilayah yang sangat rentan, namun juga meningkatkan emisi karbon inovasi energi di iklim ekstrim. Berkat energi angin, pangkalan-pangkalan seperti Selandia Baru beralih ke penggunaan 100% energi terbarukan, menggabungkan turbin angin, penyimpanan baterai, dan kontrol cerdas.

Proyek yang sedang berjalan: Mempromosikan hidrogen hijau

energi terbarukan di Antartika

Baru-baru ini, proyek-proyek perintis telah diluncurkan yang berupaya membawa keberlanjutan ke tingkat yang baru. Di Basis Harapan Argentina, a modul percobaan untuk produksi hidrogen hijau. Sistem inovatif ini mencakup turbin angin dan beberapa panel surya yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk menggerakkan laboratorium ilmiah dan menghasilkan hidrogen. Perkembangan ini merupakan kunci untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan menghindari pengangkutan solar dalam jumlah besar, yang jumlahnya mencapai 100,000 liter per basis setiap musim panas.

Hidrogen hijau dihasilkan melalui elektrolisis air, memanfaatkan listrik yang dihasilkan oleh sistem terbarukan ini. Jika hasilnya berhasil, hidrogen bisa menjadi sangat penting untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di Antartika.

Proyek ini bertujuan tidak hanya pada penelitian ilmiah, tetapi juga untuk membangun sistem swasembada yang dapat menunjukkan kelayakan menghasilkan energi bersih di tempat-tempat terpencil dan pasokannya mahal.

Energi surya dan panas bumi: Potensi yang belum dimanfaatkan

Kemajuan tidak terbatas pada angin dan hidrogen. Proyek VIVOTEG, yang dikembangkan di Deception Island, telah menunjukkan bahwa energi panas bumi Energi ini juga mempunyai peran penting dalam masa depan energi Antartika. Dalam hal ini, para peneliti telah berhasil menghasilkan listrik menggunakan modul termoelektrik yang memanfaatkan panas lapisan bawah tanah (fumarol vulkanik) untuk menggerakkan sensor pemantauan gunung berapi, sehingga meningkatkan pemantauan aktivitas gunung berapi secara real-time di wilayah terpencil ini.

Jenis pembangkit listrik berkelanjutan ini menjanjikan tidak hanya untuk pemantauan ilmiah, namun juga sebagai sumber listrik yang stabil untuk stasiun Antartika lainnya di masa depan. Meskipun panas bumi belum banyak digunakan, proyek ini menunjukkan kelayakan penerapannya dalam kondisi ekstrim.

Stasiun ilmiah di Antartika

Penggunaan panel surya di pangkalan Antartika

El penggunaan panel surya di Antartika telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Pangkalan di Argentina, seperti Marambio dan Carlini, sudah memiliki sistem fotovoltaik yang memungkinkan mereka menghasilkan energi secara mandiri. Sistem ini menghemat ribuan liter bahan bakar dan, dalam beberapa kasus, bahkan menarik perhatian satwa liar setempat karena pengurangan kebisingan.

Instalasi tenaga surya dapat bekerja cukup efektif di Antartika, meskipun malam hari panjang selama musim dingin di bagian selatan. Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa panel surya dapat menghasilkan hingga 60% energi yang dihasilkan di kota seperti Buenos Aires, berkat efisiensi tinggi silikon yang digunakan dalam selnya.

Di tempat-tempat seperti Pulau Vega, sistem off-grid dengan penyimpanan baterai litium digunakan untuk memastikan tempat penampungan tetap mendapat pasokan listrik selama periode kekurangan tenaga surya. Jenis inovasi ini memungkinkan kita menghindari penggunaan generator diesel, yang selain menimbulkan biaya logistik dan keekonomian, juga menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem.

Semakin banyak basis ilmiah yang mengadopsi sistem jenis ini, semakin besar potensi untuk mengurangi jejak karbon di benua putih. CNEA (Komisi Energi Atom Nasional Argentina) telah menjadi pionir dalam penerapan teknologi ini, dengan pemasangan sistem fotovoltaik keempat pada tahun 2024.

Energi bersih di Antartika

Di tahun-tahun mendatang, lebih banyak pusat ilmiah di seluruh dunia diperkirakan akan terus mengadopsi solusi terbarukan seperti energi surya dan angin untuk sepenuhnya menggantikan bahan bakar diesel, sebuah tujuan yang ambisius namun perlu di dunia yang semakin sadar akan perubahan iklim.


tinggalkan Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai dengan *

*

*

  1. Penanggung jawab data: Miguel Ángel Gatón
  2. Tujuan data: Mengontrol SPAM, manajemen komentar.
  3. Legitimasi: Persetujuan Anda
  4. Komunikasi data: Data tidak akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga kecuali dengan kewajiban hukum.
  5. Penyimpanan data: Basis data dihosting oleh Occentus Networks (UE)
  6. Hak: Anda dapat membatasi, memulihkan, dan menghapus informasi Anda kapan saja.